Judul Lagu: "Setitik Air"
Dipopulerkan oleh: Conny Dio
Dipopulerkan oleh: Conny Dio
............................."
Ingin kubertanya pada angin malam
Sampai kapan ku harus begini
Hanya deburan ombak, di tepian pantai
Jadi teman dalam sepi...
Kemarau yang panjang kapankah berganti
Air hujan pelepas dahaga
Aku haus kasihmu, aku rindu belaian
Dari dia yang kucinta, yang kudambakan...
Dalam lagu ini, ku tumpahkan semua isi hatiku
Cintaku yang hilang sempat membuat aku kecewa
Sampai kapan ku harus begini
Hanya deburan ombak, di tepian pantai
Jadi teman dalam sepi...
Kemarau yang panjang kapankah berganti
Air hujan pelepas dahaga
Aku haus kasihmu, aku rindu belaian
Dari dia yang kucinta, yang kudambakan...
Dalam lagu ini, ku tumpahkan semua isi hatiku
Cintaku yang hilang sempat membuat aku kecewa
Dalam hidup ini...
Kemarau yang panjang, berilah aku setitik air
Agar hidup ini menemui satu keyakinan
Matahari pagi pancarkan cahaya, menyinari dalam kehidupan
Jalan hidup ini...
................................."
Kemarau yang panjang, berilah aku setitik air
Agar hidup ini menemui satu keyakinan
Matahari pagi pancarkan cahaya, menyinari dalam kehidupan
Jalan hidup ini...
................................."
Itulah penggalah lirik lagu Conny Dio berjudul "Setitik Air" yang diciptakan oleh Deddy Dores di awal era 90an..
"Cinta Diantara Kita", lagu karya Deddy Dores, ini termasuk favorit sahabat Rockers90s.blogspot.com. Saya sendiri suka karena punya kenangan khusus, walaupun masih ada lagi lagu favorit dari Deddy Dores yang lainnya, semisal "Mendung Tak Berarti Hujan" yang dinyanyikan duet bareng musisi Malaysia, Ella. Hampir sebagian besar lagu yang diciptakan Deddy Dores bernuansa musik slow rock yang melankolis, namun memiliki makna yang dalam pada bait syair lagu-lagunya.
"Mendung tak berarti hujan, yakinlah itu suatu cobaan, masih ada waktu dan kesempatan, tuk meraih cinta...", begitu syair Kang Deddy Dores yang sempat menghiasi belantika musik nasional di awal era 90an. Hehehe..... Maka, saya pun tergerak mengisi blog ini dengan sedikit catatan tentang perjalanan karir Deddy Dores, si laki-laki yang memiliki ciri khas berkacama mata & memakai jaket hitam, serta membawa gitarnya.
Tak banyak yang tahu bahwa Deddy Dores ini di awal kariernya bergabung dengan rock band. Bahkan, pernah tercatat sebagai personel God Bless, grup rock legendaris. Main keyboard, instrumen yang sangat dikuasainya selain gitar. God Bless dikenal sebagai grup panggung. Rekaman nomor dua. Nah, si Deddy Dores ini memperkuat God Bless formasi awal ketika masih gonta-ganti personel. Dari God Bless, Kang Deddy juga bermain untuk grup rock lain seperti Super Kid.
Tapi memori masyarakat Indonesia, khususnya di kawasan timur, khususnya di Flores, lebih mengenal Deddy Dores sebagai pencipta lagu melankolis 1980-an. Produktivitas menulis lagunya memang luar biasa. Dalam sehari dia bisa bikin belasan lagu. Masuk studio, tanpa persiapan, Deddy Dores dengan mudahnya membuat lagu untuk penyanyi-penyanyi yang hendak diorbitkan.
Kalau saja waktu itu sudah ada Museum Rekor Indonesia alias Muri, mungkin sudah lama Deddy Dores tercatat sebagai penulis lagu pop (komposer) paling produktif di Indonesia. Iklim industri musik sekarang tampaknya tidak memungkinkan lagi komposer bisa bikin lagu sebanyak Deddy Dores.
Nama Deddy Dores melejit keras seiring kejayaan JK Recods pada 1980-an. Judhi Kristiantho, bos JK Records, mengajak Deddy Dores untuk menulis lagu-lagu pop manis untuk artis-artis yang akan diorbitkan. Tentu saja, gaya lagunya harus sesuai dengan genre JK. Karena suaranya bagus (dibandingkan Pance F. Pondaag atau Obbie Messakh) Deddy Dores sering diminta berduet dengan artis-artis JK, sebut saja Ria Angelina atau Lidya Natalia.
Sukses, maksudnya laku keras. Judhi Kristiantho pun mengajak Deddy Dores untuk rekaman. Saya masih ingat lagu-lagu Deddy Dores (yang dinyanyikan sendiri) tersebar luas di Flores Timur. Di mana-mana dipakai untuk latihan main gitar di pinggir jalan. Lagu ini paling populer di Larantuka, Flores Timur, pada pertengahan 1980-an:
"Malam ini aku sendiri lagi
Kucoba melupakan bayanganmu
Aku memang tak pantas untukmu
Tak pernah ada cinta di hatimu
............................."
Sukses bersama JK Recods membuat pengusaha-pengusaha rekaman lain tertarik untuk memakai jasa Deddy Dores. Dia bikin lagu sekaligus mengorbitkan TWIN SISTER (Dagmar dan Doris). Dua nona manis ini cukup berhasil. Bahkan, saya dengar-dengar Deddy Dores menikahi salah satu personel TWIN SISTER. Belakangan bercerai pula. Corak lagu TWIN berbeda dengan artis JK. Ah, hebat benar Kang Deddy dapat cepat beradaptasi dengan produser lain.
Kemudian Deddy Dores juga berhasil mengangkat Nike Ardilla sebagai penyanyi populer Indonesia. Lagunya yang masih lekang di ingatan saya antara lain: "Bintang Kehidupan" dan "Seberkas Sianr". Corak lagu-lagu Nike pun jauh berbeda dengan lagu-lagu JK meski tetap bertempo sedang. Ada distorsi gitar di sana-sini, dan hentakan drum sangat khas Deddy. Nike Ardilla, almarhumah, pun dikenang sebagai penyanyi slow rock wanita era 90an.
Lalu, masih banyak lagi penyanyi yang menjajal peruntungan dengan lagu-lagu Deddy Dores. Ada yang sukses, setengah sukses, tapi lebih banyak yang gagal. Deddy Dores sendiri masih merilis album the best atau the greatest hits. "Ada sih pembelinya, tapi nggak banyak. Deddy Dores itu punya penggemar setianya sendiri.
Pasca tahun 2000, industri musik pop Indonesia berubah drastis. Label asing bermodal raksasa masuk. Sistem rekrutmen penyanyi sudah lain sama sekali. Dulu produser mengajak nona-nona manis masuk dapur rekaman, lalu dibuatkan lagunya oleh para pencipta lagu macam Deddy Dores, Rinto Harahap, Obbie Messakh, Dian Pramana Putra, atau Oddie Agam.
Sekarang yang berjaya justru band-band remaja. Band-band pemula itu kirim rekaman (lagunya ditulis sendiri, aransemen sendiri) ke label untuk dipertimbangkan. Jika dirasa laik pasar, ya, direkam di major label. Produser juga melirik band-band jawara festival musik.
Dengan pola begini, komposer-komposer senior macam Deddy Dores kehilangan pekerjaan. Kemampuan menulis lagi sih tetap prima, tapi gaya musik sudah jauh berbeda. Anak-anak muda kelahiran 1980-an ke atas tidak bisa menerima gaya Deddy Dores dan kawan-kawan. Apa boleh buat, Deddy Dores cs pun tidak bisa berkiprah lebih banyak di dunia musik kita. "Tapi saya percaya dengan siklus kehidupan. Ada saatnya di atas, ada saatnya di bawah. Suatu saat, ya, musik-musik kami disukai kembali. Biasa sajalah," tegas Deddy Dores.
Di usia yang tak lagi muda, kegiatan Deddy Dores saat ini lebih banyak di luar studio. Dia pernah bikin bernama Spaindo (Suara Perjuangan Artis Indonesia). Organsiasi ini bertujuan mengangkat derajat seniman Indonesia. Kenapa? "Selama ini seniman termasuk golongan masyarakat kelas tiga di bawah birokrat dan pengusaha," ujarnya.
Kang Deddy juga aktif memerangi pembajakan kaset/CD/VCD yang sangat marak di Indonesia. Andai saja pembajak-pembajak itu tidak ada, dan sistem royalti di industri musik kita berjalan baik, bisa dipastikan Deddy Dores menjadi salah satu artis kaya. Bukankah lagu-lagu karyanya tak terbilang banyaknya? Tapi, sudahlah, hidup itu ibarat roda pedati! Selalu ada naik turunnya!
Labels:
Artikel,
Info Musik
Thanks for reading Deddy Dores, Sang Komposer Lagu Indonesia Terproduktif. Please share...!
0 Comment for "Deddy Dores, Sang Komposer Lagu Indonesia Terproduktif"