Ia melangkah terhuyung, menyeret tubuh yang kurus
Mencari sudut terlindung teduh dari terik mentari
Menatap jalan lengang di depan yang tak ada harapan...
Kakinya mengayuh angin, naluri kebiasaan
Terlalu bodoh untuk mengerti segala macam aturan
Yang dia tahu dan dirasakan, hilang kencan harian...
Tertidurlah dan bermimpi mengayuh becak ke teluk Jakarta
Berhentilah sampai di sana, peluit berdesing di telinga
Wo.wo.wo.wo...
La la la la la la.. ya ku melompat
La la la la la la.. ya ku menyingkir
La la la la la la.. ya bersembunyi
[Interlude]
Ia teringat sesuatu sepetak sawah di kampung
Memberi anfas dan ketentraman kenapa ditinggalkan
Ia tersadar ingin pulang, malupun ditepiskan
Sanak famili menyambut, tangan terbuka si anak hilang
Berkubang bersama di sawah, terasa maknanya dilahirkan
Ho.wo.wo.wo...
La la la la la la.. ia pun tersenyum
La la la la la la.. ia pun bernyanyi
La la la la la la.. digenggam hari ini
La la la la la la.. ho.ho.ho.ho.ho.ho..
[Fade out...]
Labels:
Ebiet G. Ade,
Lirik Lagu
Thanks for reading Ebiet G. Ade – Opera Tukang Beca. Please share...!
0 Comment for "Ebiet G. Ade – Opera Tukang Beca"