Dygta, Grup Band Yang Mengusung Musik Sweet Pop

Grup Musik Dygta, Personil Band DygtaDygta adalah grup band Indonesia yang didirikan pada tanggal 18 Agustus 1996 di Bandung, Jawa Barat. Kini Dygta digawangi oleh Yon Chasman, Adjie, Dicky, Aang, Sigit. Pada awalnya, Dygta merupakan band sekolahan yang diperkuat Yon (keyboard), Adjie (vokal), Teddy (gitar), Gilang (bass), dan Dimas (drum). Mereka pun berusaha keras agar dapat menembus dapur rekaman. Setelah beberapa kali ditolak, Dygta akhirnya bergabung di label Universal Music Indonesia. Di tahun 1999, mereka merekam lagunya dalam album kolaborasi bersama dengan grup band YB Works. Dalam album ini, Dygta mengandalkan lagu 'KKSK' (Karena Ku Sayang Kamu), sedangkan YB WORKS yang merupakan proyek solo Yudhi Bravianto, mengunggulkan 'Dirimu Satu'. Berkat 'KKSK', nama Dygta melejit di industri musik Indonesia. Dygta pun terpilih untuk mendampingi penampilan Stephen Gately (mantan personel Boyzone) yang saat itu hadir di Indonesia untuk melakukan tur promo.

Meski terbilang cukup sukses di pasaran, namun baru dua tahun kemudian Universal membuatkan album penuh untuk mereka. Album perdana berjudul "Persembahan Jiwa" ini dirilis pada bulan Mei 2002. Lagu 'Tak Mungkin Ku Melepasmu' featuring Andina, dijadikan hits andalan dalam album tersebut. Pada tahun 2004, Dygta kembali meluncurkan sebuah album bertajuk "Pecinta Sejati".

Tahun 2007, Dygta kembali ke kancah musik tanah air setelah tiga tahun vakum. Mereka pun merilis album baru dengan susunan formasi baru. Dimas, Teddy, dan Gilang, mengundurkan diri. Sedangkan Dicky (gitar), Aang (drummer) dan Sigit (bass) masuk menemani Yon Chasman (keyboard) dan Adjie (vokal) merilis album "Bukan Kekasih Setia".

Pada tahun 2012 kemarin, Dygta telah merilis album yang berjudul "6 Sense" yang kali ini di bawah naungan Nagaswara dengan hits Ku Merindukanmu.

Diskografi album:
Berikut cuplikan video klip band Dygta dalam lagu 'Kesepian'. Silahkan lihat streaming video klip di bawah ini.

Indonesia dan Malaysia Pernah Berkolaborasi Dalam Industri Musik

Duet Penyanyi Indonesia-Malaysia, Duet Amy dan Inka Christy
Sebelum sobat membaca tulisan ini saya mengingatkan, kita mesti singkirkan dulu perasaan sentimen atas Malaysia bila ada. Hal ini saya ingatkan karena biasanya kita keburu "panas" bila mendengar negara jiran itu disebut. Mendengar kata Malaysia memang biasanya kita ambigu. Kita merasa dekat karena katanya kita serumpun walau sebagian besar orang Indonesia bukanlah beretnis Melayu. Kita merasa "minder" dengan mereka padahal budaya kita jauh lebih beragam. Kita mungkin minder juga karena mereka telah menjadi negara kaya, tetapi kita sebaiknya tidak berkecil hati karena setidaknya kita lebih demokratis. Saya pernah mengobrol santai dan hangat dengan pengemudi taksi ketika berada di Jakarta. Dia mengeluhkan anak-anaknya yang tergila-gila dengan seriap Upin dan Ipin. Awalnya saya hanya mendengarkan tetapi kemudian mulai bersepakat dengan pendapat-pendapatnya. Hal yang mirip dengan opini saya adalah, terlepas dari Malaysia sebagai pemerintahan yang terkadang bertindak berlebihan pada Indonesia, sesungguhnya bila mau jujur kita dekat dengan budaya mereka. Begitu juga mereka. 

Mengamati Upin dan Ipin, saya jadi teringat dengan masa kecil saya di Brebes, Jawa Tengah. Kehidupan kampung di mata anak-anak yang dinamis. Juga dengan kebersamaan hidup dengan budaya lain. Bila di Upin dan Ipin interaksi yang muncul adalah dengan etnis dari India dan Tionghoa, pada masa kecil saya dulu interaksi tersebut dengan seluruh etnis di Indonesia, juga Tionghoa dan Arab. Intinya, keadaan multikultur sudah galib sejak lama di Indonesia dan Malaysia, dan mungkin juga di seluruh masyarakat lain. Perbedaannya, di Indonesia kini tidak lagi seringkali muncul problematika hidup bersama dengan beragam latar belakang budaya di dalam pesan media. 

Konten media lain dari Malaysia yang juga dekat dengan kita, terutama awal dekade awal 1990-an, adalah musik populernya. Jauh sebelum penyanyi & band-band "metal" dan pop asli Indonesia (Sheila On 7, Dewa, Boomerang, Five Minutes dll) merajai musik di wilayahnya sendiri, penyanyi dan band Malaysia tersebut sudah populer di Indonesia. Ini adalah kenyataan yang tidak dapat kita abaikan. Saya ingat persis bagaimana dulu lagu "Isabella" yang dinyanyikan oleh Search begitu populer di awal 90an, ada juga lagu-lagu duet Amy Search & Inka Christie yang berjudul "Jangan Pisahkan" & "Cinta Kita". Hampir semua orang menyanyikannya dan lagu tersebut terdengar di mana-mana, terutama di radio gelombang AM & FM. Di tahun 1996-1998 ketika saya SD kelas 4 ada beberapa lagu yang populer antara lain Fenomena dengan lagunya "Tiada Yang Lain", Nash dengan "Kulihat Syurga di Wajahmu", Ekamatra dengan hits andalannya "Hanya Satu Persinggahan" dan lain sebagainya.

"Bulan madu diawan biru
Tiada yang mengganggu
Bulan madu diatas pelangi
..........................................
..........................................
..........................................
Andai dipisah api dan bara
Tak akan goyah gelora cinta..."

Juga dengan dua lagu lain, yaitu "Gerimis Mengundang" oleh Slam dan "Suci dalam Debu" yang dinyanyikan oleh Iklim, yang begitu populer di tahun-tahun itu, awal 1990-an. Terus terang saya ingat ketiga lagu itu memang menciptakan atmosfer tersendiri, mengingatkan saya pada hidup masa kecil yang multikultur. Atmosfer unik yang diciptakan oleh musik Malaysia sebelum imaji interaksi yang belakangan ini. Imaji interaksi yang konfliktual dan jauh dari wajah bersahabat. Lagu-lagu yang lain, selain tiga lagu paling terkenal di atas, tidak begitu saya kenal. Walau begitu, lagu-lagu itu mudah kita ingat sebagai lagu Malaysia karena judulnya yang "unik". Di penghujung tahun 90an, tepatnya tahun 1999/2000 saya memasuki bangku SMP, saat itupun musik-musik slowrock Indonesia-Malaysia masih sering muncul di TV, misalnya Inka Christie dengan lagu "Teratai", Screen dengan lagu andalannya berjudul "Bila Cinta Di Dusta", Darmansyah dengan cengkok melayu Deli yang kental berjudul "Hanya Satu", UKS dengan "Ikhlasmu Berbagi Kasih", Nafa Urbach dengan "Hati Yang Kecewa", Sultan "Terpaksa Aku Lakukan", Slam dengan lagunya "Rindiani", Exist dengan "Dirantai Digelangi Rindu", Sonia dengan lagu "Kau Sebut Namaku". dan masih banyak yang lainnya.

Lagu-lagu Malaysia ini ternyata juga masih dikenali oleh rekan-rekan saya yang jauh lebih muda di kantor. Sepertinya mereka juga suka, karena selain kenal, mereka pun sedikit banyak hafal lirik lagunya. Artinya, sekali pun mungkin tidak suka, lagu ini paling tidak pernah menerpa mereka. Terkadang permasalahan dalam mengakses media dan mengomentarinya memang melampaui suka dan tidak suka. Sesuatu yang tidak muncul ketika kita melihat pemberitaan mengenai "tari Pendet", konflik Ambalat, dan Manohara. Sesuatu itu bernama kedekatan yang sejak lama ada tetapi tidak kita sadari sepenuhnya. Sesuatu yang sudah dekat dari "sononya" secara kultural.

Profil & Biodata Penyanyi Anie Carera

Anie Carera lahir dengan nama asli Tri Nuryani di Madiun, Jawa Timur, Indonesia pada tanggal 1 Juni 1969. Ia merupakan penyanyi pop & slow rock Indonesia yang terkenal pada dekade 90an hingga awal tahun 2000an. Sejak SD Anie Carera telah belajar vokal, dan pada tahun 1982 ia meraih juara I Festival Musik Anak Tingkat Kabupaten Madiun, kemudian berlanjut menjadi juara II Festival musik anak Tingkat Jawa Timur & Nasional. Album perdana Anie Carera "Janji Itu Manis" yang dirilis pada tahun 1988 menuai sukses yang lumaya. Dia menyatakan bahwa apa yang diperolehnya adalah suatu keajaiban. Anie Carera dikenal dengan suara vokalnya yang lembut dan lagu-lagu cinta yang melankolis maupun yang easy listening.

Perjalanan Karir
Saat pertama kali Anie Carera muncul di TVRI Surabaya, musisi Gombloh berkata bahwa Anie adalah seorang penyanyi berbakat, dan juga cantik. Dan akhirnya mereka kerjasama dalam proyek album perdana Anie bertajuk "Janji Itu Manis" dan meraih sukses dalam peluncurannya di tahun 1988. Di tahun yang sama Anie Carera membintangi film layar lebar pertamanya dengan judul "Kamus Cinta Sang Primadona", sekaligus menyanyikan salah satu soundtracknya yaitu, 'Satukan Cinta Kami'.

Album kedua Anie "Walau Seribu Janji" yang diciptakan oleh Yadi Sukma, tak begitu sukses. Setelah itu Anie memutuskan untuk vakum dari dunia musik dan ingin berkonsentrasi dengan kuliah serta pekerjaanya di BRI Surabaya. Di sela-sela kesibukannya sebagai karyawan BRI, Anie Carera kembali meluncurkan album lagi dengan tajuk "Terperangkap Dalam Duka". Anehnya album ini lebih terkenal di Malaysia daripada di negerinya sendiri. 

Pada tahun 1994, Anie merampungkan proyek albumnya bersama Deddy Dores dalam album "Cintaku Takkan Berubah" dibawah naungan label Metrotama Records. Dan album inilah yang kembali melambungkan nama Anie Carera di dunia musik sejajar dengan Nike ardilla, Poppy Mercury, Lady Avisha maupun Inka Christie serta lady rockers lainnya. Album sukse Anie yang lain adalah album "Aku Benci" ciptaan Wahyu WHL yang dirilis tahun 1997 dan Anie pun beralih label dari Metrotama ke Blackboard. Album ini pun juga dirilis di pasar musik Malaysia dan meraih sukses. Diikuti hits single 'Cintaku Terbang Di Langit Biru'. Awal dekade 2000an merupakan akhir kejayaan bagi Anie Carera dan ia pun sudah jarang muncul di radio-radio maupun di TV nasional.

Diskografi album: Album Kompilasi:
  • 20 Lagu Terbaik Anie Carera (1997)
  • Best Of The Best Anie Carera (1999)
  • Best Hits
  • The Best of Anie Carera (2007)
Single & Soundtrack:

Top 5 Penyanyi Slow Rock Indonesia Era '90an

Era 90an mungkin dikenal sebagai zamannya musik rock & slow rock berjaya di belantika musik Indonesia. Banyak bermunculan rocker ataupun lady rocker pendatang baru kala itu, sebut saja nama-nama seperti Ria Sari, Lia Natalia, Nafa Urbach dan masih banyak lagi. Namun tidak semuanya mereka adalah rocker sejati, banyak juga yang terkesan dipaksakan 'nge-rock' oleh managemen mereka. Namun ada beberapa nama yang patut dinobatkan sebagai lady rocker sejati Indonesia kala itu. Nah pada ulasan kali ini saya akan membahas tentang para lady rocker tulen yang populer di era 90an, siapa sajakah mereka? Yuk kita simak aja ulasannya.

1. Nicky Astria
Lady Rocker Nicky AstriaMencari rocker cewek yang berkelas memang tidaklah mudah, itulah yang dirasaskan Log Zhelebour, produser spesialis musik rock yang juga pemilik Logiss Records. Setelah masa keemasan Mel Shandy berakhir, Log lantas menggaet Nicky Astria sebagai andalannya, yang sampai saat ini masih bertahan & eksis dengan album terbarunya "Retrospective" yang diluncurkan tahun 2012 silam. Bisa dibilang bahwa Nicky Astria adalah penyanyi yang konsisten di jalur musik rock. Penyanyi kelahiran Bandung, 18 Oktober 1967, bernama asli Nicky Nastiti Karya Dewi yang kemudian lebih dikenal sebagai Nicky Astria ini ditemukan oleh Jelly Tobing (drummer Superkid) saat tampil di panggung Rally Rock Jakarta - Bandung, di Kartika Candra Theater, yang kemudian mengantar ke dunia rekaman lewat debut album Semua Dari Cinta (1984). Meski dari segi pasar hasilnya kurang memuaskan, tapi setidaknya album ini sudah menjadi tonggak awal perjalanan karir Nicky Astria menuju puncak sukses. Hingga kini Nicky Astria sudah merilis tak kurang dari 18 album dan single, seperti Semua Dari Cinta (1984), Jarum Neraka (1985), Cinta di Kota Tua (1985), Samar Bayangan (2000) dan lain-lain. Serta beberapa single lagu keroyokan, seperti Rock Kamanusiaan (bersama Achmad Albar, Ikang Fawzi, Anggun C Sasmi, Renny Jayoesman, Gito Rollies, Iwan Fals dan Ian Antono), Jangan Beda Kami (bersama Achmad Albar & Ikang), Jangan Ada Luka (duet dengan Achmad Albar) dan yang terakhir dirilis adalah "Rectrospective" (2012)

2. Nike Ardilla
Penyanyi Nike ArdillaKepergian Nike Ardilla yang terbilang masih berusia muda ternyata tak menjadikan namanya pudar di benak insan musik Indonesia. Sebenarnya ini bukan untuk mengingatkan kembali akan kenangan lama, akan tetapi Nike Ardilla, sosok yang satu ini memang menarik untuk dikupas. Dibalik kematian Nike Ardilla ternyata menyisakan banyak sekali kenangan, harapan dan juga keyakinan akan hari depan. Tidak berlebihan apabila penulis mengungkapkan demikian, karena di balik kematiannya yang tragis memang telah menimbulkan suatu fenomena tersendiri. In death she soard………. Ya dalam kematian Nike Ardilla justru makin bersinar. Fansnya juga bertambah banyak. Hal ini tentu memberikan berkah tersendiri baik itu fans tersendiri maupun bagi pihak label yang menaungi Nike Ardilla, karena dengan demikian baik kaset, CD maupun VCD yang dikeluarkan oleh pihak label masih bisa dinikmati dan dibeli minimal oleh para penggemarnya. Era slow rock kini telah berlalu setelah lahirnya berbagai grup band dengan bermacam varian genre di tanah air. Pelan-pelan era slow rock mulai tergantikan dengan eranya grup band yang lebih banyak mengusung musik alternatif di akhir era 90an. Akan tetapi lagu-lagu Nike Ardilla masih mengisi hati para penggemarnya. Lagu-lagunya telah mengisi hati penggemarnya, ia memiliki tempat tersendiri di hati penggemarnya. Ada beberapa penyanyi yang 'mendompleng' kebesaran nama Nike Ardilla, sebut saja seperti Dike Ardilla, Lia Nathalia dan Elisa, namun karir mereka tak berjalan mulus.

3. Inka Christie
Lady Rocker Inka ChristieRinni Chries Hartono yang lebih dikenal sebagai Inka Christie (lahir di Bali, 20 Januari 1973) adalah penyanyi Indonesia. Putri bungsu dari empat bersaudara dari pasangan S.Suhariono dan Krimiati ini dikenal sebagai lady rocker era 90an. Ia tak hanya dikenal di Indonesia tapi juga di negeri jiran Malaysia. Ia mulai populer di setelah mengeluarkan single Cinta Kita bersama Amy Search di tahun 1991 dan album "Gambaran Cinta" di tahun 1992. Memiliki karakter suara slow rock yang kuat sangat kentara sekali di lagu-lagunya. Albumnya yang lain di antaranya NAFAS CINTA (1993), YANG KUNANTI (1995), YANG KEDUA KALI (1996), TIADA CINTA YANG LAIN (1997), NYANYIAN SUARA HATI (1998), TERATAI (1999), PUISI CINTA (2001), SANGGUPKAH (2003) dan JANGAN PISAHKAN (2005). Putri bungsu dari empat bersaudara pasangan S.Suhariono dan Krimiati ini lewat lagu-lagunya itu juga dikenal luas oleh masyarakat Malaysia. Hingga beberapa kali Inka tampil di negeri jiran tersebut. 
Tahun 2007, Inka membentuk grup band beraliran pop. Grup band yang bernama Q-ta ini beranggotakan Inka Christie (vokal), Reza(gitar), Teguh 'Ngguh' (bass), Lala (keyboard), dan Hadi (drum). Album perdana mereka MENCARI CINTA dirilis tahun 2008.

4. Conny Dio
Lady Rocker Conny DioKesuksesan Nike Ardila menggebrak pasar musik Indonesia diikuti kemunculan beberapa penyanyi wanita dengan corak musik serupa. Deddy Dores menjadi pencipta lagu sukses luar biasa karena beberapa penyanyi (khususnya wanita) yang menyanyikan lagu lagunya sukses di pasaran. Salah satunya adalah Conny Dio yang mempunyai nama asli Conny Tritayuni asal Cimahi Jawa Barat. Album "Setitik Air" dirilis tahun 1990 saat usia Conny masih 15 tahun. Single andalan tentu saja lagu Setitik Air sesuai judul albumnya.

Dengan karakter vokal yang kuat sebagai seorang lady rocker, membuat Conny Dio layak dinobatkan sebagai salah satu lady rocker Indonesia. Saya masih ingat di awal tahun 1991/1992 saya sering mendengarkan musik-musik top chart waktu itu di radio. Saya masih terngiang dengan lagu dari Conny Dio berduet dengan Wisnu diantaranya "Doa Seorang Kekasih" dan "Di Batas Kota Ini".

5. Nafa Urbach
Penyanyi Nafa UrbachNafa Urbach memang tergolong wajah baru di industri musik era 90an, namanya baru dikenal publik setelah ia sukses pada debut perdananya melalui album "Bagai Lilin Kecil" yang dirilis tahun 1995 silam. Nafa Urbach merupakan penyanyi slow rock blasteran Indo-Jerman yang berasal dari kota Magelang. Kemunculan Nafa Urbach di jalur musik slow rock sebagai suksesor darilady rocker legendaris Nike Ardilla. Saat kemunculannya pun tepat, yaitu sesaat setelah meninggalnya Nike Ardilla. Dengan dukungan dan arahan yang diberikan oleh Deddy Dores sebagai komposer sekaligus pencipta lagu, karir Nafa pun berjalan mulus. Puncak karir Nafa Urbach diraih pada saat ia merilis album "Hatiku Bagai Di Sangkar Emas" yang diluncurkan pada medio 1998 dan juga pada album "Tiada Dusta Di Hatiku"yang dirilis pada akhir tahun 1999. Namun sayang, perlahan tapi pasti, karir Nafa Urbach mulai meredup, walaupun ia masih meluncurkan album di tahun 2001 yang bertajuk"Jujur Saja". Beberapa tahun selanjutnya karir Nafa mulai tenggelam, banyak orang yang mengkritisi inkonsistensi Nafa Urbach kala ia berpindah agama dari kristen, kemudian memeluk agama islam, dan kembali lagi beralih ke agama semula. Mungkin hal ini pulalah yang memberikan andil merosotnya karir Nafa dalam dunia musik Indonesia.

Kirey, Penyanyi Pop Cantik Bersuara Merdu

Penyanyi Pop Kirey, Nurzairina aka Kirey, Album Rindang Tak BerbuahNurzairina atau lebih populer sebagai KIREY, adalah penyanyi yang berasal dari Lombok, lahir 16 Oktober 1976 adalah penyanyi Indonesia yang sempat populer di penghujung era 90an dengan suara merdunya. Menjadi penyanyi, dalam artian terjun ke industri rekaman memang susah-susah gampang. Ada banyak penyanyi yang sebenarnya punya talenta bagus dan sudah berusaha dengan berbagai cara tapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk rekaman, sementara ada yang karena ‘kebetulan’ malah bisa terjun dan cukup sukses. Boleh jadi Kirey adalah contoh yang kedua. Bakat dia punya, sempat memenangkan berbagai lomba di daerah asalnya, NTB, dan sempat juga berkiprah di ajang BAHANA SUARA PELAJAR yang diadakan TPI di awal 90an. 

Secara fisik dia menawan, sehingga menjadi nilai plus bila terjun ke dunia selebritas. Tapi untuk masuk ke industri rekaman, muasalnya ternyata karena dia berteman dengan SANG ALANG, seorang penyanyi yang saat itu baru merilis album. Karena berteman dengan Sang Alang ini, Kirey jadi dekat dengan industri rekaman dan akhirnya menarik perhatian produser. Album TERLALU adalah album pertamanya. Dengan modal suara lembut dan wajah indonesianya yang ayu, Kirey langsung mencuri perhatian. Lagu 'Terlalu' berhasil menjadi hits dan mengangkat nama Kirey. Ironisnya, Sang Alang yang menjadi ‘perantara’ perkenalannya dengan industri rekaman justru karirnya mandek lantaran albumnya tidak berhasil di pasaran. Album kedua Kirey, "Rindang Tak Berbuah" yang diluncurkan pada 1998 semakin melambungkan namanya di kancah musik nusantara, disusul album ketiga bertajuk "Kehadiranmu" yang dirilis pada tahun 1999.

Diskografi Album:
Berikut cuplikan video klip Kirey dalam lagu hits "Terlalu"

Nugie, Penyanyi Yang Terinspirasi Alam & Lingkungan

Penyanyi Nugie, Agustinus Gusti NugrohoNugie, penyanyi solo yang bernama lengkap Agustinus Gusti Nugroho merupakan salah satu penyanyi Indonesia yang sempat populer di era medio 90an hingga awal tahun 2000an. Nugie lahir di Jakarta pada tanggal 31 Agustus 1971. Nugie merupakan adik kandung dari musisi ternama yaitu Katon Bagaskara & Andre Manika. Awal Mula karir Nugie sempat mendapat tentangan dari sang ayah, A.R. Djuano yang mengharapkan Nugie menyelesaikan pendidikannya. Dengan dukungan sang kakak, Katon Bagaskara, Nugie pun terus menekuni dunia musik, dan menjadi produser bagi rekaman album Nugie.

Nugie merilis album trilogi pertamanya pada tahun 1995, yaitu album "Bumi". Kemudian dilanjutkan dengan album "Air" pada tahun 1996, dan kemudian menyusul album "Udara" (1998). Hits pada album-album Nugie tersebut antara lain, 'Tertipu', 'Putri', 'Teman Baik', Burung Gereja', 'Pelukis Malam', 'Crayon' dan 'Pembuat Teh'. Trilogi seri kedua dirilis pada tahun 2004 dengan album bertajuk "Bahagia". Single pertama dalam album ini adalah lagu 'Bisa Lebih Bahagia'.

Karir Band
Selain menyanyi solo, Nugie menjadi vokalis grup musik ALV, yang terdiri atas Joe (gitar), Alex Kuple (bas), Nito Septian (gitar), dan Gerry Herb (drum). Nugie dan teman-teman bandnya telah lama berkenalan sejak ia masih menjadi penyiar di radio Suara Kejayaan di Jakarta. Pada November 2001, album perdana bertitel "ALV" dirilis dengan mengandalkan lagu 'Yang Tak Kasatmata'. Album ini tidak begitu sukses di pasar, meski tidak gagal total. Akhirnya ALV mencoba lagi dengan merilis album kedua pada 2003 bertajuk "Senyawa Hati". Salah satu single dalam album ini adalah 'Terancam Punah'. Seperti judul single mereka di album kedua, akhirnya grup band ini memutuskan bubar pada pertengahan 2003.Dan Pada tahun 2009 Nugie bergabung pada sebuah band yang bernama the Dance Company bersama Ariyo Wahab, Pongki Barata, Ibrahim 'Baim' Imran dan menelurkan 2 single yaitu 'Papa Rock 'n Roll' dan 'Coba Kau Bayangkan'.

Diskografi Album:
Berikut adalah cuplikan video klip Nugie dalam lagu 'Burung Gereja', silahkan lihat pada tautan video di bawah:

Iwan Fals, Sang Pahlawan Asia

Iwan Fals Asian Hero, Iwan Fals Majalah Time, Virgiawan Listanto
Dunia musik selalu melahirkan legenda-legenda yang mempunya cerita menarik. Masing-masing jenis musik selalu menghasilkan beragam pesona dari persona-persona luar biasa. Sang legenda selalu memiliki pesona yang selalu membuat pecintanya makin jatuh cinta. Dari beragam jenis musik di Indonesia, dari ribuan artis indonesia, dari angkatan lama hingga terbaru, nama Iwan Fals adalah legenda. 

Berangkat dari musik jalanan, Iwan Fals sukses menyuarakan hatinya sendiri lewat lagu. Lagu-lagunya selalu berisikan pesan kemanusiaan, kemarahan atas ketidak adilan dan pemberontakan terhadap kesewenang-wenangan. Iwan fals bagaikan oase atas keringnya telaga kasih sayang dan kepedulian terhadap orang-orang yang dianggap marjinal. Untuk pecinta musik Indonesia, nama iwan fals tak akan pernah lekang.

Iwan fals terlahir dengan nama Virgiawan Listanto. Nama Iwan fals sendiri didapat ketika Iwan masih berjuang menghadapi kerasnya kehidupan jalanan. Roda nasib berjalan serta membawa sang legenda pada dunia hiburan. Saat itu, dunia hiburan tanah air belumlah sekomersial saat ini ketika sang legenda masih bisa leluasa menuangkan idealismenya dalam pita kaset rekaman. Tak pelak lagi, lagu-lagunya adalah cerminan kegelisahannya, serta boleh jadi adalah cerminan kegelisahan banyak orang.

Diantara jajaran penyanyi indonesia, Iwan berhasil menduduki posisi tertinggi di kalangan rakyat kebanyakan. Kalangan ini adalah kalangan yang tak pernah merasakan gemerlapnya panggung-panggung hiburan. Buat mereka, lagu-lagu Iwan adalah pelipur lara sekaligus harapan bahwa masih ada orang peduli di luar sana. Iwan bak tak pernah lelah menyuarakan kegelisahan banyak orang, terutama orang-orang yang tertindah meskipun lirik lagunya cukup berpotensi menggiringnya dalam masalah.

Ditengah iklim politik yang sangat ketat, iwan fals adalah satu dari sedikit penyanyi indonesia yang berani bertutur tentang sakitnya rakyat kecil dihajar oleh ketidak adilan yang tampak terjadi dimana-mana. Ancaman dari antek antek orang-orang yang merasa tersentil dan tersinggung tak membuat sang legenda beringsut. Iwan Fals tetap bergeming hingga kini. Kepeduliaannya pada rakyat kecil telah membuatnya berubah, dari orang tak tahu siapa dia, menjadi pujaan jutaan orang.

Simbol Perlawanan
Sejak sukses dengan album Sarjana Muda-nya, karier Iwan Fals seperti takterbendung. Album-album berikutnya mengalir deras. Opini (1982), Sumbang (1983), Barang Antik (1984), Sugali (1984), KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985), Sore Tugu Pancoran (1985), Aku Sayang Kamu (1986), Ethiopia (1986), Lancar (1987), Wakil Rakyat (1988), 1910 (1988), Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu (1988), dan Mata Dewa (1989). Ia juga terlibat bersama Sawung Jabo, Naniel, Nanoe, dan Innisisri dalam album Swami (1989) yang berisikan lagu “Bento” dan “Bongkar” yang sangat fenomenal, kontroversial dan heroik. Banyak orang yang menafsirkan “Bento” adalah singkatan “Benci Soeharto”. Wallahu Alam. Oleh majalah musik Rolling Stone, lagunya yang berjudul “Bongkar” menerima penghargaan 150 lagu terbaik sepanjang masa.

Tak cukup sampai di situ, Iwan Fals mulai dekat orang-orang kritis seperti WS Rendra, Sawung Jabo, Jockie Surjoprajogo, dan pengusaha minyak Setiawan Djodi. Mereka berkolaborasi dalam proyek Kantata Takwa. Banyak bait-bait puisi WS Rendra yang penuh dengan kritik sosial diadopsi menjadi lagu mereka, seperti: Paman Doblang, Kesaksian, Rajawali, Nocturno, Orang-orang Kalah, Balada Pengangguran, dan Gelisah. Konser musik akbar Kantata Takwa yang diadakan pada 23 Juni 1990 di Stadion Utama Gelora Bung Karno sampai saat ini dianggap sebagai konser musik terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia, dilihat dari jumlah penonton dan teknologi yang dipakai. Kondisi sosial masyarakat saat itu yang penuh dengan ketimpangan dan ketidakadilan membuat Iwan Fals seakan menjadi simbol perlawanan.

Iwan Fals sudah menjadi idola, foto dan gambarnya ada di mana-mana. Tak ada anak muda yang tidak mengenal lagu-lagunya. Lagu-lagunya di putar di mana-mana, di kamar kost, angkot, pusat perbelanjaan, pasar, terminal, dan stasiun kereta. Seakan dengan mendengar dan menyanyikan lagunya rakyat merasa “ada yang membela”. Kondisi tersebut menyebabkan beberapa konser musiknya banyak yang dipersulit, baik dengan cara halus seperti tidak diberi izin atau dengan cara kasar seperti pemadaman listrik tiba-tiba. Bahkan, dibubarkan secara paksa. Iwan Fals juga sempat ditahan oleh aparat keamanan selama 2 minggu karena menyanyikan lagu “Demokrasi Nasi”, “Pola Sederhana” dan “Mbak Tini” pada saat konser di Pekanbaru medio April 1984. Sejak saat itu, teror dan intimidasi kerap terjadi pada diri dan keluarganya. Tak heran apabila sepak terjang Iwan Fals di dunia musik membawanya pada julukan Asian Heroes oleh majalah Time.

Album Perdana Agnes Monica, "And The Story Goes..."

Pada tanggal 8 Oktober 2003 Agnes Monica merilis album dewasa pertamanya bertajuk And the Story Goes... Penggarapan album ini melibatkan beberapa musikus kenamaan Indonesia, termasuk di antaranya Ahmad Dhani dan Melly Goeslaw. Agnes menjelaskan “Untuk album baruku ini, aku memang ingin segala sesuatunya dipersiapkan dengan matang. Dari pemilihan lagu, musikus, sampai konsep videoklip, aku ingin yang benar-benar oke”. Proses penggarapan album yang memakan waktu selama 1,5 tahun tersebut juga disibukan dengan audisi penari dan program gizi untuk mempersiapkan stamina Agnes sebagai penyanyi.

Proses persiapan yang benar-benar matang tersebut akhirnya membuahkan kesuksesan pada album tersebut. Aquarius Musikindo selaku label yang menaungi Agnes melaporkan bahwa And the Story Goes sudah laris dipesan sekitar 35.000 keping sebelum dirilis secara resmi. Tak lama berselang, album ini kemudian meraih double platinum dengan penjualan lebih dari 300.000 keping. Album pertama Agnes ini mengangkat “Bilang Saja” sebagai singel pertama dengan klip yang mengusung konsep street fashion. Singel lain yang lahir dari album ini yakni “Indah“, “Cinta Mati“, dan “Jera“.

Selain sukses secara komersial, album ini juga membuahkan sejumlah penghargaan. Pada ajang Anugerah Musik Indonesia 2004, Agnesmemenangkan tiga penghargaaan dari total sepuluh nominasi, yaitu sebagai “Artis Pop Solo Wanita Terbaik” untuk lagu “Jera“, “Karya Produksi Dance/Tehno Terbaik” untuk lagu “Bilang Saja“, serta “Duo/Group Terbaik” untuk kolaborasinya denganAhmad Dhani di lagu “Cinta Mati“. Ia juga berhasil meraih penghargaan sebagai “Pendatang Baru Terbaik” pada Anugerah Planet Muzik 2004yang digelar di Singapura. Kesuksesannya dalam usia yang masih sangat muda membuat Agnes mendapat julukan “Diva Muda” dalam kancah musik Indonesia. Ia juga mulai memasang target untuk bisa berkarier di kancah internasional.

Sepanjang tahun 2003, selain disibukan dengan perilisan album pertamanya, Agnes juga menggarap sinetron Cewekku Jutek sebagai pemeran utama bersama Roger Danuarta. Pada tahun berikutnya, Agnes membintangi dua sinetron, Bunga Perawan dan Cantik. Penampilan Agnes dalam tiga sinetron tersebut mengantarkannya meraih penghargaan Panasonic Awards 2003 sebagai “Aktris Terfavorit” dan SCTV Awards 2004 sebagai “Aktris Ngetop“. Di tengah kesibukannya sebagai penyanyi, Agnes masih tetap memperhatikan pendidikannya. Setelah lulus dari bangku SMA Pelita Harapan, ia menempuh pendidikan di Universitas Pelita Harapan (UPH) pada jurusan Hukum.

Berikut daftar lagu album Agnes Monica "..And The Story Goes...." :
No.
Judul
Pencipta
Produser
1.
"Indah"  
2.
"Ini Gila, Ini Cinta"  
3.
"Cinta Mati" (feat. Ahmad Dhani)
4.
"Hanya Cinta Yang Bisa" (feat. Titi DJ)
5.
"Bilang Saja"  
Ari Bias
Ari Bias
6.
"Ku T'lah Jatuh Cinta"  
Yudis Dwikorana, Pipit, Taufan
Yudis Dwikorana
7.
"Don't"  
8.
"Tak Bisa"  
Ari Bias
Ari Bias
9.
"Jera"  
10.
"Kau Yang Kucinta"  
Down Art
Down Art

Profil & Biografi Poppy Mercury

Album Poppy Mercury Best of The Best
Poppy Mercury, penyanyi dengan nama asli Poppy Yusfidawaty, adalah seorang penyanyi kelahiran Bandung pada 15 November 1973. Ia populer malalui lagu hits "Surat Undangan" pada era 90an. Ketika itu rivalitas antara Poppy dan Nike Ardilla menjadikan industri musik Indonesia ramai. Namun sayang, Poppy Mercury akhirnya meninggal dunia pada tahun 1995 disaat karirnya sedang memuncak, ia meninggal karena sakit komplikasi maag, bronchitis/dipteri (radang tenggorokan) dan Reumatik di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. Poppy meninggal dunia pada usia 21 tahun, siapa yang menyangka Tuhan akan memanggilnya pada usia yang begitu belia. Telah banyak prestasi yang sudah ditorehkan olehnya, penyanyi yang gemar menyanyikan lagu-lagu slow rock dan sweet pop tersebut. Nah, berikut ini adalah biodata dan profil Poppy Mercury yang ditluiskan secara ringkas di blog ini. 


Profil & Biodata:
Nama lahir : Poppy Yusfidawaty
TTL : Bandung, 15 November 1973
Meninggal : 28 Agustus 1995
Genre : Slow rock, pop
Tahun aktif : 1990-1995
Label rekaman : Akurama Records, HP Records

Single:
- Terlalu Pagi (1990)
- Fantasia Bulan Madu (feat. Saleem Iklim) (1991)
- Suci Dalam Debu (feat. Saleem Iklim) (1991)
- Kugenggam Dunia (feat. Abiem Ngesti) (1992)
- Badai Asmara / Kendala Cinta (1993)
- Tragedi Antara Kualalumpur-Penang (1994)
- Betapa Sayang Aku Padamu (1994)
- Mama Aku Ingin Pulang (1994)
- Air Mata Jadi Saksi (1995)

Bagi yang pengin lihat video klip Popy Mercury sambil bernostalgia dengan era 90-an, silahkan tonton pada tautan video dibawah ini:

Penyanyi Wanita Malaysia Yang Populer di Indonesia

Jika pada beberapa waktu lalu saya menulis tentang grup band asal Malaysia yang pernah populer di Indonesia dan juga grup band indonesia yang disangka berasal dari Malaysia,maka kali ini saya akan mengulas tentang penyanyi asal negeri jiran yang populer atau setidaknya pernah berkarir di Indonesia. Yupz, seperti yang anda tahu, dulu di era 90an musik berbahasa Melayu biasanya dipasarkan di 4 negara, Indonesia, Malaysia, Singapore dan juga Brunei. Tentu saja akan ada inter-operabilitas diantara para penyanyi tersebut yang dikenal luas oleh 4 negara tersebut sekaligus. Tak banyak memang penyanyi Malaysia yang pernah menggapai sukses di negeri Indonesia, namun ada beberapa nama yang patut kita ingat kembali, siapa sajakah mereka? Yuk kita ulas satu per-satu.

1. Siti Nurhaliza
Penyanyi Malaysia Siti NurhalizaNah, kalo penyanyi cantik yang satu ini anda pasti sudah mengenalnya, siapa lagi kalo bukan mbak Siti Nurhaliza. Penyanyi bernama lengkap Datin Seri Siti Nurhaliza binti Tarudin, lahir di Pahang, Malaysia, pada 11 januari 1979. Karir Siti Nurhaliza mulai menunjukkan titik cerah saat dia mengikuti kompetisi menyanyi dengan label Pertandingan Bintang Hiburan Minggu di televisi nasional Malaysia. Lomba menyanyi ini diikuti oleh Siti Nurhaliza remaja pada tahun 1995. Nasib baik berpihak pada Siti dengan memenangkan ajang pencarian bakat penyanyi muda ini. Kemenangan ini mengantarkan Siti Nurhaliza untuk memiliki album pertama tahun 1996 dengan nama yang sama, Siti Nurhaliza. Awal mula karir Siti di Indonesia adalah pada tahun 1997, dengan lagu andalan 'Betapa Kucinta Padamu' yang diambil dari album Siti Nurhaliza II. Lagu tersebut booming di tahun tersebut, di televisi maupun di staasiun radio menjadi hits dan menduduki top chart tangga lagu.

2. Sheila Majid
Penyanyi Malaysia Sheila MajidJauh sebelum kemunculan Siti Nurhaliza di belantika musik Indonesia, ada nama lain yang sebenarnya telah menapaki karir menyanyi disini, dialah Sheila Majid. Ia lahir di Kuala Lumpur, Malaysia pada 3 Januari 1965, atau juga disebut "Shaheila Abdul Majide", adalah penyanyi Malaysia keturunan Mandailing-Jawa. Penyanyi ini mulai populer di Indonesia sejak diorbitkan oleh Oddie Agam pada pertengahan dekade '80an. Kala itu ia membawakan lagu ciptaan Oddie Agam yang berjudul 'Antara Anyer dan Jakarta', yang sebelumnya lagu tersebut kurang sukses dinyanyikan oleh Atiek CB, namun ketika dinyanyikan oleh Sheila Majid lagu tersebut mendapat sambutan yang sangat positif dari masyarakat Indonesia. Sejak saat itu lah namanya melambung dalam kancah musik Indonesia hingga pertengahan tahun 1990an dan menjadi salah satu legenda musik di Malaysia dan Indonesia. Ada juga lagu lain dari penyanyi ini yang cukup poopuler di Indonesia yakni lagu 'Sinaran'.

3. Nora
Penyanyi Malaysia NoraWan Norafizah binti Ariffin atau lebih dikenal sebagai Nora atau kini Nora J atau Nora Ariffin, merupakan seorang penyanyi Malaysia yang mulai berkarir pada tahun 1994 dengan album pertama yang berjudul Sandiwara. Beliau berasal dari Kelantan. Di tahun yang sama nama Nora juga mengorbit di Indonesia melalui sebuah lagu berjudul 'Dilema' (di Malaysia berjudul 'Di Persimpangan Dilema') yang dikemas dalam album khusus yang ditujukan untuk pasar Indonesia dengan judul album yang sama "Dilema" yang dirilis dibawah naungan Warner Music pada tahun 1994. Di masa itu Nora sempat mengecap manisnya kejayaan karir menyanyi yang berhasil melambungkan namanya di dua negara sekaligus, yaitu Indonesia dan juga Malaysia.

4. Ella
Rocker era 90an Ella, Penyanyi Rock Malaysia EllaNah ini dia rocker cewek asal negeri jiran yang dulu nge-top di Indonesia, yupz dia adalah Ella. Penyanyi bernama lengkap Nor Zila binti Haji Aminuddin ini lahir di Pulang Pinang, Malaysia pada 31 juli 1966. Lagu-lagu Ella yang pernah nge-hits di jagat musik Indonesia di era '90an antara lain: 'Sembilu', 'Berlayar Tak Bertepian' dan juga 'Mendung Tak Berarti Hujan' yang duet ama Deddy Dores. Dengan suara serak Ella khas rocker sejati, karir Ella pun berjalan mulus di negeri ini, apalagi dengan menggandeng musisi sekelas Deddy Dores yang notabene adalah komposer lagu paling produktif di Indonesia. Tahu gak suh guys, ternyata selain berprofesi sebagai rocker, Ella juga adalah seorang artis dan model lho. Padahal kita tahunya Ella itu lady-rocker yang kalo manggung atau nyanyi pakai celana jeans yang robek-robek di bagian lutut, dan juga baju hitam ala rocker dengan rambut acak-acakan.

Profil dan Biodata Penyanyi & Artis Desy Ratnasari

Artis Desy Ratnasari, Penyanyi Desy RatnasariDesy Ratnasari merupakan aktris, model, bintang iklan sekaligus penyanyi yang dahulu sempat populer dengan tembang 'Tenda Biru'. Wanita yang lahir di Sukabumi pada 12 Desember 1973 ini merupakan artis papan atas Indonesia. Desy mengawali karirnya pada saat masih usia 14 tahun mengikuti ajang pemilihan Gadis Sampul. Setelah karirnya berkembang, Desy pun mulai main di film dan sinetron, diantaranya Olga & Sepatu Roda, Blok M dan Si Kabayan bersama Didi Petet & Paramitha Rusady. 

Di bidang tarik suara pun, Desy Ratnasari tergolong cukup sukses. Debut pertama adalah saat ia meluncurkan album "Lukisan Cinta" pada tahun 1993. Kemudian dilanjutkan dengan album "Bukan Aku Menolakmu" (1995), dan "Tenda Biru" (1995). Di album "Tenda Biru" inilah nama Desy Ratnasari melejit bersama hits 'Tenda Biru' yang mana merupakan hits terbesar Desy yang memorable hingga saat ini. Ok, langsung saja, dibawah ini adalah biodata lengkap Desy Ratnasari :

Biodata:
Nama Lahir : Desy Ratnasari
TTL : Sukabumi, 12 Desember 1973
Karir : Model, Aktris, Presenter, Penyanyi
Tahun Aktif : 1989 - sekarang
Genre musik : Pop
Afiliasi Label : MSC Records, Metrotama Records, Blackboard

Diskografi album:
Tia – Biarkan Aku

Tia – Biarkan Aku

Biarkan hatiku lepaskan segala asa
Penat yang kurasa, sejak kau katakan cinta...

(*)
Jangan kau dustakan kenyataan perasaan
Bila ku terluka, saat kau sekejap berubah...

Reff:
Sayangi aku seperti apa yang ku mau
Perhatikan aku sejauh yang ku perlu
Damaikan hatiku seperti apalah anganku
Tapi jangan mencintaiku kar’na tak seharusnya begitu...

Back to: (*), Reff (2X)

Mengertilah semua yang kurasakan
Ku tak lagi mampu menahan rasa ini...
Uwoo..woo...

Back to: Reff

Kar’na tak seharusnya.. begitu...
Tia – Semoga

Tia – Semoga

Di hatiku t’lah tertulis
Satu nama untuk cinta yang takkan terganti
Walau kini sudah tiada disisiku lagi, ooh..

Air mata pun berlinang
Melepas kepergianmu untuk selamanya
Hancur lebur sudah harapan tuk bersamamu
Hanya kenangan melekat di hati...

Reff:
S’lamat jalan duhai kekasih, nanti aku tuk bersamamu
Walau sakit kujalani hidup tanpamu wo.wo.u.oo..
S’moga engkau damai disana, s’moga kita berjumpa lagi
Kan kujaga cinta ini untukmu, di hatiku...

Oh doaku s’lalu menyertaimu
Disetiap nafasku, disetiap langkahku, disetiap detak jantung ini...

Back to: Reff

Di hatiku kau cintaku...
Tia – Selama Ada Hari

Tia – Selama Ada Hari

Ungkapan dari hati ini tak usah
Jadi pikiran menyita segala
Waktumu berkelana meraih kehidupan...

Simpanlah sederhana semua dariku
Bagian manis kata pernyataanku
Mencintaimu adalah hal yang masyuk
Tapi kau tak mengerti...

Reff:
Meski hatimu utuh mendekap puisi dan laguku ini
Selama ada hari dan waktu berganti, engkau terindah...

Huu..u.uu.. wo.oo..wo.o..

Sampai kini kukayuh hingga akhirnya
Letih jiwa tersandar kar’na tak mampu
Melabuhkan rindu yang memang batinku
Untuk engkau mengerti...

Back to: Reff

Huu.u.uu..u.. (Engkau yang terindah)

Selama ada hari dan waktu berganti, engkau terindah...

Back to: Reff

Engkau terindah...
Kau yang terindah...
Tia – Kau Tak Memilihku

Tia – Kau Tak Memilihku

Sia-sialah s’lama ini
Berharap demi cinta kita berdua
Ku beranikan pergi
Kau dan aku tak mungkin bersama lagi...

(*)
Memang kau tak pernah mengatakannya
Namun sikapmu membuatku mengerti, kasih...

Reff:
Buat apa lagi bertahan demi cinta yang tak pasti
Semua mimpi jadi milik sendiri, kar’na kau tak memilihku
Biarkan ku pergi mencari kebahagiaan abadi
Maafkanlah keputusanku ini, ku tahu diri
Engkau tak memilihku...

[Interlude]
Biarkan ku pergi...

Back to: (*), Reff
Tia – Ingin Bersamamu

Tia – Ingin Bersamamu

Seperti angin yang bebas terbang menari
Ikuti arah kemana jejakku terbawa
Ho.o.oo..

Tiada lagi yang bisa memaksa diri
Aku ikuti hidup meski sesekali
Ho kecewa dan ku pun terluka...

Reff:
Ku ingin bersamamu lewati jalan dunia
Ku ingin kau beri aku damai
Ku tak mau hidup ini jadi tak berarti
Kar’na kau yang tak pernah mengerti
Ho.o.o.. hoo...

(Ha.aa.. bersamamu) bersamamu (ha.a..) bersamamu
Ku ingin bersamamu (ku ingin bersamamu)
Ku ingin bebas terbang bersamamu
Ku ingin bebas...

Back to: Reff (4X)
[Fade Out...]
Tia – Sorry Mama

Tia – Sorry Mama

Berdebar jantungku ketika kau pacar mamaku
Sejenak aku membayangkan dia jadi milikku
Aku merasa dia lebih pantas jadi pacarku...

(*)
Bergetar hatiku ketika dia menyapa aku o.u.oo..
Mungkinkah dia merasakan sama seperti aku
Terasa gundah ingin bersama, ingin bercinta...

(#)
(Tatap matanya) menikamku, (oh senyumannya) membakarku
(Ku langsung saja mendekatinya) dan menggoda dirinya
(Dan tak kusangka) dia mau (mengatur jarak) jalan denganku
(Sambil menunggu mencuri waktu) agar tak ketahuan mamaku...

Reff:
Mama maafkanlah aku yang mengganggu kesenanganmu,
Mencari pengganti papaku
Namun hatiku berbisik ku tak ingin dia jadi papaku
Tapi kuingin dia jadi pacarku...

Back to: (*), (#), Reff (2X)

(Berdebarnya jantungku) berdebar, (bergetarnya hatiku) bergetar
Ku ingin dia jadi pacarku, oh maafkan aku
[3X]
Tapi kuingin dia, ingin dia, kuingin dia jadi pacarku...

Back to: Reff
Tapi kuingin dia, ingin dia, kuingin dia jadi pacarku...
Tia – Harapanku

Tia – Harapanku

Jika kau tanya padaku berapa dalam perasaanku ini
Jika ingin engkau tahu selama apakah aku akan terus denganmu
Sayang percayalah...

Reff:
Kau harapanku itulah jawabku
Jauh di nuraniku engkau yang di situ
Selama Tuhan perkenankan aku
Menemanimu...

[Music Break]

Jika ingin engkau tahu selama apakah aku akan terus denganmu
Sayang percayalah...

Back to: Reff
[Interlude]
Back to: Reff

Selama Tuhan perkenankan aku
Menemanimu...
Tia – Tak Mungkin Menduakan Cintanya

Tia – Tak Mungkin Menduakan Cintanya

Engkau datang untuk kembali
Setelah sekian lamanya kita berpisah
Dan engkaupun sadari s’gala kesalahanmu
Namun semua itu sudah tak berarti...

(*)
Meski kau coba ‘tuk merayuku
Semua itu hanya kan jadi percuma
Seandainya kau tahu sesungguhnya cintaku
Kini bukanlah untuk dirimu...

Reff:
Maafkanlah aku yang tak pernah bisa
Menerima kehadiranmu untuk kembali
Kar’na diri ini t’lah menjadi miliknya
Tak mungkin aku menduakan cintanya...

Back to: (*), Reff
[Interlude]

Mungkin semua itu bisa membuat dirimu
Kau lebih mengerti akan arti cinta..
Wo.woo..hoo..o..

Back to: Reff (2X)
Ungu – Bila Tiba

Ungu – Bila Tiba

Saat tiba nafas di ujung hela
Mata tinggi tak sanggup bicara
Mulut terkunci tanpa suara...

Bila tiba saat berganti dunia
Alam yang sangat jauh berbeda
Siapkah kita menjawab semua
Pertanyaan... hm.mm.. O.oo..
U.u.u.uu.. ho.oo..

Bila nafas akhir berhenti sudah
Jantung hati pun tak berdaya
Hanya menangis tanpa suara...

Reff:
Mati tak bisa untuk kau hindari
Tak mungkin bisa engkau lari, ajalmu pasti menghampiri
Ho.o.oo.. mati, tinggal menunggu saat nanti
Kemana kita bisa lari, kita pasti kan mengalami
Mati...

[Guitar Solo]
Back to: Reff

(Haa.a.ha.. ha.aa.. haa.a.aa.. haaa.aa..)

Penyanyi Indonesia Yang Sukses Berkarir di Malaysia

Pada dekade 90an akhir, musik dari negeri Jiran masih membanjiri panggung musik di Indonesia, hal ini terjadi sejak booming-nya lagu Issabella yang dinyanyikan oleh grup band Search asal Malysia di awal tahun 90an. Sejak itulah band-band Malaysia lainnya juga unjuk gigi satu per-satu di belantika musik Nusantara. Sebut saja grup musik Exist, Eye, Iklim, Lestari, Screen, Slam, Sting, Wings, XPDC dan lain sebagainya. Untuk penyanyi solo, sudah pasti ada Siti Nurhaliza, Ella, yang mengikuti jejak pendahulunya, Sheila Majid. Diantara deretan penyanyi-penyanyi solo tersebut, ada pula penyanyi-penyanyi solo yang mungkin jika mendengarkan lagunya, maka kita akan mengira mereka adalah penyanyi asal Malaysia juga, karena dengan genre musik yang dibawakan, ditambah dengan aksen Melayu yang terdapat dalam liriknya. Namun ternyata penyanyi-penyanyi tersebut asli orang Indonesia.

Masih ingat tidak, dulu sering kita dengar lagu-lagu slowrock yang di bawakan oleh Sonia ataupun lagu beraliran melayu deli yang di bawakan oleh Sultan? Agan-agan yang menghabiskan masa remajanya di akhir dekade 90an (berkisar tahun 1996-1999) pasti tahu dong kedua penyanyi tersebut. Nah, namun banyak yang mengira Sonia maupun Sultan adalah orang Malaysia, padahal mereka orang Indonesia asli lho..! Sultan berasal dari Sumatra dan Sonia asli Jawa Barat. Memang benar karir mereka sebagai penyanyi lebih sukses di negeri Jiran dibanding di negerinya sendiri, Indonesia. Nah, untuk ulasan lebih lengkap, saya akan membahasnya pada kesempatan ini. Lalu, siapa saja sih penyanyi-penyanyi Indonesia yang dikira penyanyi Malaysia..? Berikut profilnya:

1. Sonia
Penyanyi yang satu ini terbilang sukses di Malaysia dengan hitsnya berjudul "Luruh Cintaku" dan juga "Kau Sebut Namaku". Mulai dari lirik, cengkok dalam menyanyikan lagu hingga video klipnya, tak ada yang mengira jika Sonia adalah penyanyi asal Indonesia, lebih tepatnya berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Hal ini terungkap saat dia diwawancara dalam suatu program musik di sebuah TV swasta. Disitu dia menjelaskan bahwa tampilannya secara keseluruhan yang mirip penyanyi Malaysia dikarenakan Sonia ingin meraih pasar Malaysia maupun di Indonesia. Karir Sonia bersinar sepanjang tahun 1997-2001, setelah tahun keemasan itu hampir tak pernah terdengar lagunya lagi di televisi nasional.

2. Sultan
Debutnya dengan hits bertajuk "terpaksa aku lakukan" di tahun 1999, sempat menduduki posisi teratas dalam tangga lagu populer di radio & televisi di Indonesia. Nyatanya Sultan asli berasal dari Indonesia, tepatnya dari Padang Pariaman. Penyanyi yang konsisten di jalur musik slowrock Melayu ini tak berubah aliran/genre bermusiknya meskipun sekarang tren musik sudah berubak ke aliran pop rock. Sultan memiliki banyak penggemar tak hanya di Indonesia dan Malaysia saja, namun ada juga fans dari Singapore & Brunei Darussalam. Di tahun 2011 Sultan dengan formasi barunya bernama Sultan N'Band meluncurkan album mini bertajuk "Cinta Di Tangan". Dalam mini album tersebut masih terdapat dua buah lagu lagi yaitu, "Mahligai Cinta" dan "Aku Sayang Kamu". Sultan selalu menjelaskan kepada penggemarnya bahwa dirinya asli Indonesia. ”Melayu itu salah satu suku bangsa terbesar di sini, tapi terkadang kita melupakan akar budaya kita,” ungkap Sultan.

3. Darmansyah
Di penghujung tahun 1999, Darmansyah sukses meluncurkan hitsnya yang berjudul "Hanya Satu" baik di pasaran musik Malaysia maupun di Indonesia. Banyak yang tidak menyangka bahwa penyanyi beraliran melayu Deli, berambut gondrong ini berasal dari Medan, Sumatera Utara. Namun setelah meluncurkan hitsnya yang pertama, karirnya sedikit demi sedikit meredup, meskipun di tahun 2001 masih meluncurkan album bertajuk "Cinta Dimana Kini" yang terbilang cukup bagus penjualan albumnya. Lagu "Hanya Satu" sempat mengiringi saat-saat awal saya masuk sekolah SMP, jadi sampai sekarangpun saya masih mengingatnya.

4. Ferhat Najib
Penyanyi yang populer dengan hitsnya berjudul "Menentang Perjodohan" itu sempat menghiasi belantika musik Nusantara di akhir tahun 2000. Di Malaysia penyanyi ini terbilang cukup sukses, dan diterima masyarakat negeri Jiran. Namun Ferhat adalah orang Indonesia asli. Saya pribadi masih ingat dengan jelas syair & lirik lagu "Menentang Perjodohan" ini, walaupun saya mendengarnya ketika saya masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Kini, di tahun 2011 Ferhat najib berubah haluan dengan bergabung dalam grup musik pop melayu modern "C4lista".

5. Rudiath
Rudiath RB adalah seorang penyanyi slowrock yang berasal dari kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Mulai dikenal banyak orang ketika hadir lagu yang menjadi hits yaitu "Ternyata" sekitaran tahun 1997 dari stasiun radio dan videoklipnya di TV. Rudiath menuai sukses di Negeri Jiran sekitar medio tahun 1999 lewat lagu hits andalannya yang bertajuk "Ternyata" (ciptaan Cherry LZ/Mandaline), "Terluka (Ciptaan Cherry LZ)", dan lagu "Bukan Untuk Mainan". B

Selain nama-nama di atas, masih banyak lagi penyanyi Indonesia yang berkarir di negeri Jiran. Sebut saja nama Thomas Arya, Yelse, Joey, Guslian, Iwan Salman. Selain penyanyi solo, ada pula grup musik asal negeri kita yang sempat menapaki kiprahnya di Malaysia seperti band Gan Rose, Fenomena, Febian dan Asahan.
Back To Top